9df50fa8-731a-4de2-a493-73c8e958214e-15 november (17)-2560

KAJIAN MAJELIS TAKLIM RUMAH ILMU FATIMAH AZ-ZAHRA TANGERANG

Sunatan Massal dan Penguatan Hubungan Keluarga

Masjid Uswatun Hasanah di Tangerang menjadi saksi pelaksanaan kajian keislaman yang luar biasa pada kesempatan kali ini. Acara tersebut diselenggarakan oleh Majelis Taklim Rumah Ilmu Fatimah Az-Zahra bekerja sama dengan gerakan Saya Peduli. Dengan tema yang sarat makna, kajian ini menghadirkan Ustadz Oemar Mitha sebagai pembicara utama. Ratusan jamaah dari berbagai wilayah Tangerang turut hadir untuk menyerap ilmu dan memperkuat ukhuwah islamiyah.

 

Acara ini dimulai dengan sambutan hangat dari panitia penyelenggara yang memperkenalkan program-program unggulan gerakan Saya Peduli. Salah satu program yang disosialisasikan langsung oleh Abdul Jalil selaku Ketua Saya Peduli adalah Sunatan Massal Gratis, sebuah inisiatif yang dirancang untuk membantu masyarakat kurang mampu di sekitar Tangerang dan seluruh Indonesia. Program ini diharapkan mampu memberikan manfaat besar, terutama bagi keluarga yang membutuhkan bantuan untuk melaksanakan kewajiban sunah tersebut.

 

 

Dalam ceramahnya, Ustadz Oemar Mitha menyampaikan materi yang sangat relevan dan penuh inspirasi, yakni tentang pentingnya hubungan yang harmonis antara orang tua dan anak dalam keluarga muslim. Beliau menekankan bahwa peran orang tua dalam mendidik anak sangatlah besar dan harus dijalankan dengan penuh tanggung jawab. Salah satu poin utama yang ditekankan Ustadz Oemar adalah pentingnya keteladanan dari orang tua. “Jangan mengharapkan anak Anda taat, jika orang tuanya saja tidak taat,” ucap beliau dengan tegas.

 

Beliau juga menjelaskan bahwa mendidik anak adalah amanah besar yang harus diemban oleh setiap orang tua. Anak-anak adalah generasi penerus yang membutuhkan bimbingan dan teladan yang baik untuk menjadi pribadi yang beriman dan bertakwa kepada Allah SWT. Menurut Ustadz Oemar, salah satu cara efektif untuk membentuk karakter anak yang saleh adalah dengan menciptakan suasana keluarga yang penuh dengan nilai-nilai Islami. Orang tua yang taat kepada Allah SWT secara tidak langsung akan menjadi contoh nyata bagi anak-anaknya untuk mengikuti jalan kebenaran.

 

Pesan-pesan yang disampaikan oleh Ustadz Oemar Mitha tidak hanya menyentuh hati para jamaah, tetapi juga memotivasi mereka untuk lebih introspektif dalam menjalankan peran sebagai orang tua. Beliau mengingatkan bahwa hubungan yang baik antara orang tua dan anak tidak hanya mendatangkan kebahagiaan di dunia, tetapi juga menjadi salah satu jalan untuk meraih keberkahan hidup di akhirat.

 

 

Selain itu, acara ini juga menjadi sarana silaturahmi yang efektif bagi para jamaah. Dengan kehadiran ratusan peserta dari berbagai wilayah Tangerang, suasana kebersamaan begitu terasa. Para jamaah tidak hanya mendapatkan ilmu baru, tetapi juga dapat saling berbagi pengalaman dan mempererat hubungan ukhuwah islamiyah di antara mereka.

Tidak hanya berfokus pada materi keislaman, acara ini juga memberikan kesempatan bagi jamaah untuk mengenal lebih jauh mengenai program-program sosial yang akan dilaksanakan oleh gerakan Saya Peduli. Program sunatan massal yang menjadi agenda utama dalam waktu dekat ini diharapkan dapat meringankan beban masyarakat kurang mampu di Tangerang. Panitia juga menyampaikan bahwa program ini terbuka untuk umum dan memprioritaskan keluarga yang benar-benar membutuhkan.

 

Acara kajian ini ditutup dengan doa bersama yang dipimpin oleh Ustadz Oemar Mitha. Doa tersebut dipanjatkan untuk keberkahan keluarga muslim, kelancaran program Saya Peduli, dan kebahagiaan umat Islam di seluruh dunia. Para jamaah tampak antusias mengikuti setiap rangkaian acara hingga selesai.

 

Kajian ini berhasil memberikan kesan mendalam kepada setiap peserta yang hadir. Banyak dari mereka yang menyampaikan rasa syukur dan apresiasi atas terlaksananya acara ini. “Kajian ini benar-benar membuka mata dan hati saya sebagai orang tua. Saya jadi semakin sadar betapa pentingnya menjadi contoh yang baik bagi anak-anak saya,” ujar salah satu peserta yang hadir.

 

 

Dengan suksesnya acara ini, Majelis Taklim Rumah Ilmu Fatimah Az-Zahra dan gerakan Saya Peduli berkomitmen untuk terus menghadirkan program-program bermanfaat lainnya yang dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat, baik dalam aspek keislaman maupun sosial. Masjid Uswatun Hasanah sendiri berharap dapat terus menjadi tempat berkumpulnya umat untuk memperdalam ilmu agama dan mempererat tali silaturahmi.

 

Bagi Bapak/Ibu yang ingin mendaftarkan putranya atau keluarganya untuk sunat secara gratis ataupun yang ingin menjadi bagian orang peduli untuk membantu berdonasi juga bisa menghubungi kami.

 

Semoga kebaikan ini menjadi awal dari banyak program serupa yang dapat meningkatkan kesadaran umat Islam untuk selalu menjaga hubungan baik, baik dengan Allah SWT maupun dengan sesama manusia, terutama dalam lingkungan keluarga. Sesungguhnya, keluarga yang harmonis dan berpegang teguh pada ajaran Islam adalah pondasi utama dalam membangun masyarakat yang berakhlak mulia.

 

 

 

e5530296-7ba6-4369-a35e-2f809728dc9c-15 november (16)-2560

AQIQAH: BENTUK RASA SYUKUR DAN SPIRITUAL

Makna dan Pentingnya Aqiqah dalam Islam

Aqiqah adalah salah satu sunnah muakkadah (sunnah yang sangat dianjurkan) yang merupakan bentuk rasa syukur seorang Muslim kepada Allah SWT atas karunia kelahiran seorang anak. Aqiqah mengajarkan ketaatan, kepedulian terhadap sesama, serta memperkuat nilai-nilai ukhuwah Islamiyah. Rasulullah bersabda:

 

“Setiap anak tergadai dengan aqiqahnya, maka sembelihlah (hewan) untuknya pada hari ketujuh, cukurlah rambutnya, dan berilah ia nama.” (HR. Abu Dawud, Tirmidzi, dan Nasa’i)

 

Amalan ini tidak hanya menjadi wujud ibadah kepada Allah, tetapi juga menjadi sarana membersihkan jiwa anak serta mempererat hubungan sosial dalam masyarakat Muslim.

 

Amalan Aqiqah dalam Islam

 

1. Pengorbanan Hewan

Pengorbanan hewan merupakan inti dari amalan aqiqah. Berikut adalah ketentuannya:

  1. Untuk anak laki-laki: Disunnahkan menyembelih dua ekor kambing atau domba yang sehat.
  2. Untuk anak perempuan: Disunnahkan menyembelih satu ekor kambing atau domba yang sehat.

Hewan yang disembelih harus memenuhi syarat syariah, yaitu sehat, tidak cacat, dan cukup umur (kambing minimal 1 tahun, domba minimal 6 bulan). Allah SWT berfirman: “Maka laksanakanlah shalat karena Tuhanmu, dan berkurbanlah.”(QS. Al-Kausar: 2) Pengorbanan ini merupakan bentuk ibadah yang mendekatkan diri kepada Allah sekaligus wujud kepedulian terhadap sesama.

 

2. Cukur Rambut Bayi

Rambut bayi yang baru lahir dicukur dengan harapan agar suci, bersih dari dosa, menghilangkan segala penyakit sehingga sehat selalu dalam masa hidupnya. Berat rambut tersebut ditimbang, dan nilainya dalam bentuk perak disedekahkan kepada yang membutuhkan. Rasulullah bersabda: “Cukur rambut bayi pada hari ketujuh, beri dia nama, dan sedekahkan perak seberat rambutnya.” (HR. Ahmad dan Nasa’i)

 

3. Pemberian Nama

Memberikan nama yang baik dan bermakna adalah salah satu hak anak yang harus dipenuhi oleh orang tua. Nama adalah doa, dan Islam mengajarkan untuk memilih nama yang memiliki makna baik dan indah. Rasulullah bersabda:

“Sesungguhnya kalian akan dipanggil pada hari kiamat dengan nama kalian dan nama ayah kalian, maka perindahlah nama kalian.” (HR. Abu Dawud)

 

4. Pembagian Daging

Daging dari hewan yang disembelih dibagi menjadi tiga bagian:

  1. Sepertiga untuk konsumsi keluarga.
  2. Sepertiga untuk dibagikan kepada kerabat dan tetangga.
  3. Sepertiga untuk disedekahkan kepada fakir miskin.

Distribusi ini mencerminkan nilai berbagi dalam Islam dan merupakan bentuk kepedulian terhadap sesama. Allah SWT berfirman: “Berikanlah haknya kepada kerabat dekat, orang miskin, dan musafir. Itu lebih baik bagi orang-orang yang mencari keridhaan Allah.”

(QS. Ar-Rum: 38)

 

Agar aqiqah dapat dilaksanakan sesuai dengan tuntunan syariah, berikut tahapan-tahapan yang perlu diperhatikan:

  1. Persiapan: Pilih hewan yang memenuhi syarat syariah.
  2. Pengorbanan :Lakukan penyembelihan oleh seorang Muslim yang memahami tata cara penyembelihan sesuai syariah.
  3. Cukur Rambut: Cukur rambut bayi pada hari ketujuh.
  4. Distribusi Daging: Bagikan daging sesuai panduan syariah: sepertiga untuk keluarga, sepertiga untuk kerabat dan tetangga, sepertiga untuk fakir miskin.
  5. Perayaan: Jika memungkinkan adakan jamuan sederhana bersama keluarga, tetangga, dan kerabat sebagai bentuk rasa syukur kepada Allah SWT.

 

Aqiqah memiliki banyak keutamaan yang diajarkan dalam Islam, di antaranya:

  1. Penyucian Anak: Aqiqah membantu membersihkan dan melindungi anak dari bahaya dunia dan akhirat.
  2. Mempererat Ukhuwah Islamiyah: Berbagi daging aqiqah meningkatkan silaturahmi antar anggota keluarga dan masyarakat.
  3. Mendapat Keberkahan dari Sedekah: Memberikan daging kepada yang membutuhkan membawa keberkahan dalam kehidupan. Allah SWT berfirman: “Dan makanlah sebagian darinya dan berikanlah untuk dimakan orang-orang yang sengsara lagi fakir.” (QS. Al-Hajj: 28)

 

Dengan melaksanakan aqiqah, seorang Muslim tidak hanya menunaikan sunnah yang mulia tetapi juga berkontribusi pada kesejahteraan sosial, mempererat hubungan kekeluargaan, dan meraih ridha Allah SWT.

 

a

03dd4290-e3f4-4642-b86c-ec020aefee2b-15 november (15)-2560

KEUTAMAAN KHUSYUK DALAM SHOLAT DAN SHOLAT BERJAMAAH

Raih Keberkahan dan Pahala Berlipat dalam Ibadah Sholat

Sholat adalah salah satu ibadah yang paling utama dalam Islam, tiang agama yang menjadi penghubung langsung antara seorang hamba dengan Allah . Dalam melaksanakan sholat, khusyuk menjadi esensi yang memberikan kekuatan spiritual dan keberkahan dalam ibadah. Selain itu, sholat berjamaah memiliki keutamaan yang sangat besar, baik dari segi pahala maupun pengaruh sosialnya. Berikut adalah panduan dan manfaat mendalam tentang khusyuk dan sholat berjamaah menurut Islam.

 

Apa Itu Khusyuk dalam Sholat?

Khusyuk adalah kondisi hati yang tenang, fokus, dan penuh rasa takut kepada Allah SWT selama melaksanakan sholat. Dalam Al-Qur’an, Allah berfirman: “Sungguh beruntunglah orang-orang yang beriman, yaitu orang-orang yang khusyuk dalam sholatnya.” (QS. Al-Mu’minun: 1-2)

 

Khusyuk bukan hanya tentang gerakan fisik, tetapi juga melibatkan konsentrasi pikiran dan perasaan hati. Khusyuk membuat sholat lebih bermakna, mendekatkan diri kepada Allah, dan memberikan ketenangan batin.

 

Manfaat Khusyuk dalam Sholat

 

  1. Meningkatkan Kualitas Ibadah

Sholat yang dilakukan dengan khusyuk akan diterima dengan sempurna oleh Allah. Rasulullah bersabda: “Tidak ada seorang Muslim yang mendirikan sholat, lalu hatinya tidak khusyuk dan jiwanya tidak tenang, melainkan Allah hanya mencatat sebagian dari sholatnya sesuai dengan kadar khusyuknya.” (HR. Ahmad)

 

  1. Menenangkan Jiwa

Ketika khusyuk, sholat menjadi sarana untuk melepaskan beban pikiran dan menenangkan hati.

 

  1. Menghapus Dosa

Sholat yang khusyuk adalah salah satu cara untuk menghapus dosa-dosa kecil, sebagaimana disebutkan dalam hadits Rasulullah “Sholat lima waktu dapat menghapus dosa-dosa kecil selama tidak dilakukan dosa besar.” (HR. Muslim)

 

Tips untuk Mencapai Khusyuk dalam Sholat

1- Pahami Bacaan Sholat

Memahami makna bacaan sholat akan membantu meningkatkan konsentrasi dan rasa khusyuk.

 

2- Jauhkan Gangguan

Lakukan sholat di tempat yang tenang, jauh dari gangguan seperti suara bising atau aktivitas yang mengalihkan perhatian.

 

3- Berwudhu dengan Sempurna

Bersuci dengan tenang dan sempurna sebelum sholat membantu mempersiapkan jiwa untuk khusyuk.

 

4- Fokus pada Allah

Sadari bahwa dalam sholat, Anda sedang berdiri di hadapan Allah. Hal ini akan membantu menjaga konsentrasi selama sholat.

 

Keutamaan Sholat Berjamaah

Sholat berjamaah memiliki keutamaan yang luar biasa dalam Islam. Rasulullah bersabda:

“Sholat berjamaah lebih utama dibandingkan sholat sendirian sebanyak dua puluh tujuh derajat.” (HR. Bukhari dan Muslim)

 

Berikut adalah beberapa keutamaan sholat berjamaah:

1- Pahala Berlipat Ganda

Pahala sholat berjamaah lebih besar daripada sholat sendirian. Hal ini menjadi motivasi untuk senantiasa melaksanakannya, terutama untuk sholat fardhu.

 

2- Menguatkan Ukhuwah Islamiyah

Sholat berjamaah mempererat hubungan antar sesama Muslim, menciptakan rasa persaudaraan dan kebersamaan.

 

3-Meningkatkan Disiplin Waktu

Sholat berjamaah mendorong umat Islam untuk lebih disiplin dalam mengikuti jadwal sholat, terutama jadwal sholat subuhjadwal sholat dzuhur, dan jadwal sholat maghrib.

 

4-Menghindarkan dari Kemunafikan

Rasulullah bersabda: “Tidak ada sholat yang lebih berat bagi orang munafik selain sholat Isya dan sholat Subuh berjamaah.” (HR. Bukhari)

 

Manfaat Sholat Berjamaah

1- Mendapatkan Perlindungan Allah

Orang yang senantiasa melaksanakan sholat berjamaah akan mendapatkan perlindungan Allah pada hari kiamat.

 

2- Doa Malaikat

Orang yang melangkahkan kakinya menuju masjid untuk sholat berjamaah akan didoakan oleh malaikat hingga sholatnya selesai.

 

3- Menghilangkan Dosa

Setiap langkah menuju masjid akan menghapus dosa dan meningkatkan derajat di sisi Allah.

 

Kisah Inspiratif tentang Sholat Berjamaah

Ada sebuah kisah tentang seorang sahabat Rasulullah bernama Abdullah bin Ummi Maktum, seorang yang buta. Meskipun ia memiliki keterbatasan fisik, ia tetap berusaha datang ke masjid untuk sholat berjamaah. Suatu hari, ia meminta keringanan kepada Rasulullah untuk sholat di rumah. Namun, Rasulullah bertanya:

“Apakah engkau mendengar adzan?”

Abdullah menjawab, “Ya.”

Rasulullah pun bersabda:

“Kalau begitu, penuhilah panggilan itu.”

Kisah ini menunjukkan betapa besar keutamaan sholat berjamaah hingga seorang yang buta pun diperintahkan untuk datang ke masjid.

 

Sholat yang khusyuk dan berjamaah adalah dua elemen penting dalam kehidupan seorang Muslim. Khusyuk dalam sholat meningkatkan kualitas ibadah dan mendekatkan diri kepada Allah SWT, sementara sholat berjamaah memperkuat ukhuwah dan memberikan pahala yang berlipat ganda. Mari kita senantiasa berusaha untuk menjaga kekhusyukan dalam sholat dan melaksanakannya secara berjamaah, karena itulah tanda seorang Muslim yang taat.

 

Allah berfirman: “Dan dirikanlah sholat, tunaikanlah zakat, dan rukuklah beserta orang-orang yang rukuk.” (QS. Al-Baqarah: 43)

 

Semoga Allah memberikan kita kekuatan untuk melaksanakan sholat dengan khusyuk dan berjamaah, serta menerima setiap ibadah kita dengan ridha-Nya.

 

 

362a9db8-72d5-4b8c-8e0f-8a4a5a3a1fff-15 november (14)-2560

MAKNA DAN KEISTIMEWAAN AZAN DALAM ISLAM

Menggetarkan Hati, Menguatkan Iman

Azan adalah panggilan mulia yang menandakan waktu shalat bagi umat Muslim. Lebih dari sekadar pengumuman, Azan memiliki dimensi spiritual yang mendalam, memanggil manusia untuk bersujud kepada Sang Pencipta. Dalam Islam, Azan adalah simbol keimanan, pengingat kewajiban, dan bentuk dakwah yang paling efektif. Suara yang merdu dari panggilan ini tidak hanya menyentuh hati yang mendengarnya, tetapi juga membawa banyak manfaat bagi jiwa, raga, dan masyarakat secara keseluruhan.

 

Apa Itu Azan?

 

Secara etimologis, kata “Azan” berasal dari bahasa Arab أَذَان yang berarti pemberitahuan atau pengumuman. Dalam konteks Islam, Azan adalah seruan untuk melaksanakan shalat wajib lima waktu. Seruan ini dimulai dengan kalimat “Allahu Akbar”, yang mengagungkan kebesaran Allah SWT, diikuti dengan pengakuan tauhid, ajakan untuk shalat, dan penegasan bahwa Allah adalah satu-satunya yang layak disembah.

Azan pertama kali diperkenalkan pada masa Rasulullah setelah hijrah ke Madinah. Abdullah bin Zaid, seorang sahabat, menerima ilham dalam mimpinya tentang lafadz Azan. Setelah mendengar cerita ini, Rasulullah memerintahkan Bilal bin Rabah, seorang sahabat yang memiliki suara indah, untuk mengumandangkan Azan. Hingga hari ini, tradisi ini terus dilaksanakan oleh umat Muslim di seluruh dunia.

 

Keutamaan Azan

Azan bukan hanya panggilan shalat, tetapi juga memiliki banyak keutamaan yang dijelaskan dalam Al-Qur’an dan hadits. Di antaranya adalah:

 

1- Mengangkat Derajat Muadzin

Rasulullah bersabda: “Para muadzin adalah orang-orang yang paling panjang lehernya pada hari kiamat.” (HR. Muslim) Hadits ini menunjukkan bahwa muadzin akan mendapatkan kemuliaan di akhirat atas tugas mulianya.

 

2- Mendatangkan Pahala yang Melimpah

Setiap lafadz yang diucapkan oleh muadzin akan dicatat sebagai amal kebaikan. Bahkan, seluruh makhluk yang mendengar Azan, termasuk jin dan manusia, akan menjadi saksi bagi muadzin pada hari kiamat.

 

3- Mengusir Setan

Rasulullah bersabda: “Ketika Azan dikumandangkan, setan akan lari sambil kentut agar tidak mendengarnya.” (HR. Bukhari dan Muslim) Ini menunjukkan bahwa Azan memiliki kekuatan spiritual yang luar biasa dalam melindungi manusia dari gangguan setan.

 

4- Manfaat Mendengarkan Azan

Bagi seorang Muslim, mendengarkan Azan memiliki banyak manfaat, baik secara fisik maupun spiritual. Berikut adalah beberapa manfaatnya:

  1. Menenangkan Jiwa: Suara Azan yang merdu dan lafadznya yang penuh makna dapat membawa ketenangan bagi siapa saja yang mendengarnya. Dalam Islam, Azan adalah pengingat untuk berhenti sejenak dari kesibukan dunia dan kembali mengingat Allah.
  2. Memotivasi untuk Melaksanakan Ibadah: Mendengarkan Azan membangkitkan semangat untuk melaksanakan shalat tepat waktu. Ini adalah bentuk ketaatan yang membawa keberkahan dalam hidup.
  3. Meningkatkan Rasa Keimanan: Lafadz dalam Azan mengandung pengakuan akan kebesaran Allah dan keesaan-Nya. Mendengarkannya secara rutin dapat memperkuat rasa iman dan tawakal kepada Allah.

 

Adab Ketika Mendengarkan Azan

Sebagai Muslim, ada beberapa adab yang dianjurkan ketika mendengarkan Azan:

 

1- Diam dan Mendengarkan dengan Khusyuk

Rasulullah bersabda: “Jika kalian mendengar muadzin, maka jawablah seperti apa yang dia ucapkan.” (HR. Muslim)

 

2- Mengulang Lafadz Azan

Mengulang lafadz Azan yang diucapkan oleh muadzin adalah sunnah. Namun, ketika muadzin mengucapkan “Hayya ‘alash shalah” dan “Hayya ‘alal falah”, jawabannya adalah: “Laa hawla wa laa quwwata illa billah.”

 

3- Berdoa Setelah Azan

Setelah Azan selesai, disunnahkan untuk membaca doa:

 

اَللّهُمَّ رَبَّ هَذِهِ الدَّعوَةِ التَّامَّةِ، وَالصَّلَاةِ القَائِمَةِ، آتِ مُحَمَّدًانِ الوَسِيلَةَ وَالفَضِيلَةَ، وَابعَثهُ مَقَامًا مَّحمُودَانِ الَّذِي وَعَدتَهُ

 

Allahumma Rabba hadzihid da’wah at-taammah, wash-shalat al-qaa’imah, aati Muhammadan al-wasilata wal-fadhilah, wab’ath-hu maqaman mahmudan alladzi wa’adtahu.

 

Artinya: “Ya Allah, Tuhan panggilan yang sempurna ini dan shalat yang akan didirikan. Berikanlah Nabi Muhammad wasilah dan keutamaan, dan bangkitkanlah beliau pada maqam yang terpuji yang telah Engkau janjikan.”

 

Kisah Inspiratif: Bilal bin Rabah, Muadzin Pertama Islam

 

Bilal bin Rabah adalah sahabat Nabi yang pertama kali diberi kehormatan untuk menjadi muadzin. Suaranya yang indah dan kekuatannya dalam menyampaikan lafadz Azan membuatnya menjadi ikon dalam sejarah Islam. Setelah wafatnya Rasulullah , Bilal merasa sangat kehilangan sehingga ia jarang mengumandangkan Azan. Namun, suatu ketika, atas permintaan Umar bin Khattab, Bilal kembali mengumandangkan Azan di depan para sahabat. Suaranya yang khas membuat para sahabat menangis terharu karena mengingat Rasulullah . Kisah ini menunjukkan betapa besar cinta para sahabat kepada Allah dan Rasul-Nya, yang tercermin melalui panggilan mulia ini.

 

Azan dan Sains

Selain memiliki dimensi spiritual, Azan juga memiliki pengaruh positif dari sisi sains. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa mendengarkan Azan secara rutin dapat membantu menurunkan tingkat stres, memperbaiki konsentrasi, dan membawa ketenangan batin. Ritme lafadz Azan yang berulang memiliki efek terapi yang baik bagi tubuh.

 

Azan adalah panggilan mulia yang membawa banyak keutamaan dan manfaat bagi umat Muslim. Sebagai tanda kebesaran Allah, Azan tidak hanya menjadi pengingat waktu shalat, tetapi juga simbol kesatuan umat Islam di seluruh dunia. Mari kita jadikan Azan sebagai pengingat untuk selalu kembali kepada Allah, melaksanakan ibadah dengan khusyuk, dan memperkuat hubungan spiritual dengan-Nya. Semoga Allah memberikan kita kekuatan untuk selalu merespons panggilan-Nya dan menjadi hamba-Nya yang taat.

 

 

 

ee0405f4-1be6-4d50-b612-f06a48c50d01-15 november (13)-2560

DOA DAN CARA MENJADI KAYA DENGAN KEBERKAHAN

Rahasia Rezeki Melimpah dengan Keberkahan

Keberkahan adalah salah satu anugerah terbesar yang diberikan Allah kepada hamba-Nya. Dalam Islam, keberkahan bukan hanya diukur dari banyaknya harta, tetapi juga dari bagaimana harta itu membawa kebaikan, ketenangan, dan manfaat bagi kehidupan. Seorang Muslim diajarkan untuk mencari kekayaan yang halal dan penuh berkah, yang pada akhirnya mendekatkan dirinya kepada Allah , bukan sebaliknya.

 

Allah berfirman:

“Jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah nikmat kepadamu. Namun, jika kamu mengingkari, maka azab-Ku sangat pedih.” (QS. Ibrahim: 7)

 

Ayat ini menunjukkan bahwa keberkahan adalah hasil dari ketaatan kepada Allah SWT  dan rasa syukur atas nikmat yang telah diberikan-Nya. Sebaliknya, kekayaan yang diperoleh dengan cara yang tidak diridhai Allah hanya akan menjadi ujian dan beban.

 

Apa Itu Keberkahan?

Keberkahan adalah kebaikan yang bertambah, berlipat ganda, dan membawa ketenangan dalam hidup. Harta yang sedikit tetapi penuh berkah bisa memberikan lebih banyak manfaat daripada harta yang banyak tetapi tidak membawa kebahagiaan.

Rasulullah bersabda:

“Bukanlah kekayaan itu banyaknya harta, tetapi kekayaan yang hakiki adalah kekayaan hati.” (HR. Bukhari dan Muslim)

 

Rahasia Mencari Kekayaan yang Berkah

Mencari Rezeki dengan Cara Halal

Islam menekankan pentingnya mencari rezeki dengan cara yang halal. Rezeki yang diperoleh dari usaha yang halal akan mendatangkan keberkahan dalam hidup. Sebaliknya, harta yang diperoleh dengan cara haram hanya akan membawa kesengsaraan dan ketidaktenangan.

 

Mensyukuri Nikmat yang Ada

Rasa syukur adalah kunci keberkahan. Dengan bersyukur, harta yang sedikit pun terasa cukup dan penuh berkah.

 

Bersedekah

Sedekah adalah salah satu cara untuk mendatangkan keberkahan dalam harta. Rasulullah bersabda:

“Harta tidak akan berkurang karena sedekah.” (HR. Muslim) Sedekah membersihkan harta dan memperkuat hubungan sosial dengan sesama.

 

Jujur dalam Berniaga

Kejujuran dalam berdagang dan bekerja adalah jalan menuju keberkahan. Pedagang yang jujur akan mendapatkan cinta Allah dan juga kepercayaan dari masyarakat.

 

Tanda-Tanda Harta yang Tidak Berkah

  1. Tidak Ada Rasa Cukup: Harta sebanyak apapun selalu terasa kurang dan tidak memuaskan.
  2. Hilangnya Ketenangan: Orang yang memiliki harta haram sering merasa gelisah dan tidak damai.
  3. Tidak Mendatangkan Kebaikan: Harta yang tidak berkah cenderung tidak membawa manfaat bagi diri sendiri maupun orang lain.

 

Allah berfirman:

“Dan barang siapa bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan menjadikan baginya jalan keluar dan memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka.” (QS. At-Talaq: 2-3)

 

Kisah Inspiratif: Kekayaan Abdurrahman bin Auf

Salah satu sahabat Rasulullah , Abdurrahman bin Auf, dikenal sebagai salah satu saudagar terkaya di Madinah. Kekayaannya begitu melimpah, tetapi ia tidak pernah melupakan kewajibannya kepada Allah dan sesama. Ia selalu berdagang dengan cara yang jujur dan menyisihkan sebagian besar keuntungannya untuk sedekah. Bahkan, pada suatu ketika, ia menyumbangkan setengah dari hartanya untuk membantu perjuangan kaum Muslimin. Kekayaan Abdurrahman bin Auf menjadi contoh bahwa harta yang halal dan penuh keberkahan akan membawa manfaat yang besar, tidak hanya di dunia tetapi juga di akhirat.

 

Doa untuk Kekayaan yang Berkah

Dalam Islam, doa adalah senjata utama seorang Muslim untuk memohon keberkahan rezeki dan kekayaan yang diridhai Allah SWT. Salah satu doa yang dapat diamalkan adalah:

 

يَا حَمِيدَ الْفِعَالِ ذَا الْمَنِّ عَلَى جَمِيعِ خَلْقِهِ بِلُطْفِهِ

 

Artinya: “Wahai yang perangai-Nya terpuji, yang memiliki pemberian atas seluruh ciptaan-Nya dengan kelembutan-Nya.”

 

Doa ini mengajarkan bahwa kekayaan sejati adalah anugerah dari Allah yang harus dicari dengan usaha halal dan dipenuhi dengan rasa syukur.

 

Kekayaan Sejati Adalah Keberkahan

Dalam Islam, kekayaan sejati tidak diukur dari jumlah harta yang dimiliki, tetapi dari seberapa besar keberkahan yang terkandung di dalamnya. Harta yang berkah akan membawa ketenangan, kebahagiaan, dan manfaat bagi diri sendiri maupun orang lain. Mari kita terus berusaha mencari rezeki yang halal, menjaga keberkahan dalam harta, dan menggunakannya untuk kebaikan. Semoga Allah melimpahkan rezeki yang berkah kepada kita semua dan menjadikan kita hamba-Nya yang selalu bersyukur.

 

 

9c73968b-0aac-4ade-a957-da4bb865f31b-15 november (12)-2560

SUNATAN MASSAL 2024: 1 LANGKAH 1000 KEBAIKAN

Tradisi Sunat: Kesehatan dan Keberkahan

Sunat atau khitan adalah salah satu syariat yang sangat dianjurkan dalam Islam. Praktik ini bukan hanya menjadi simbol ketaatan kepada Allah SWT saja, tetapi juga memiliki berbagai manfaat kesehatan, sosial, dan spiritual. Dalam tradisi Islam, sunat tidak hanya dikenal sebagai ibadah, tetapi juga warisan sejarah yang telah dilakukan oleh para nabi terdahulu.

 

Allah SWT berfirman: ثُمَّأَوْحَيْنَا إِلَيْكَ أَنِ اتَّبِعْ مِلَّةَ إِبْرَاهِيمَ حَنِيفًا “Kemudian Kami wahyukan kepadamu (Muhammad), ikutilah agama Ibrahim yang lurus.” (QS. An-Nahl: 123)

 

Nabi Ibrahim AS adalah salah satu nabi pertama yang melaksanakan sunat sebagai tanda perjanjian ketaatan kepada Allah SWT. Dari sanalah, tradisi ini diteruskan oleh para nabi lainnya, termasuk Rasulullah .

 

Apa Itu Sunat?

Sunat atau khitan adalah proses menghilangkan kulit penutup pada ujung alat kelamin laki-laki. Dalam Islam, sunat dianggap sebagai bagian dari fitrah manusia. Rasulullah bersabda: “Lima perkara termasuk fitrah: khitan, mencukur bulu kemaluan, mencukur kumis, memotong kuku, dan mencabut bulu ketiak.” (HR. Bukhari dan Muslim)

 

Hikmah dan Manfaat Sunat

1- Ketaatan kepada Allah dan Sunah Nabi

Sunat adalah salah satu bentuk ibadah yang menunjukkan ketaatan kepada Allah dan mengikuti sunnah Rasulullah . Hal ini menjadi wujud nyata dari kepatuhan seorang Muslim terhadap syariat-Nya.

 

2- Manfaat Kesehatan

Secara medis, sunat memiliki banyak manfaat kesehatan, di antaranya:

  1. Mencegah Infeksi: Mengurangi risiko infeksi saluran kemih pada anak-anak.
  2. Kebersihan: Membantu menjaga kebersihan organ intim dan mencegah penumpukan kotoran.
  3. Mengurangi Risiko Penyakit Menular Seksual: Beberapa penelitian menunjukkan bahwa sunat dapat mengurangi risiko penularan penyakit tertentu.

 

3- Meningkatkan Rasa Percaya Diri

Dalam banyak komunitas Muslim, sunat menjadi tanda kedewasaan bagi anak laki-laki. Tradisi ini memperkuat identitas religius dan sosial mereka.

 

4- Keberkahan dalam Ibadah

Sunat memudahkan seorang Muslim untuk menjaga kesucian diri, yang menjadi syarat sahnya ibadah seperti shalat.

 

Sejarah Sunat dalam Islam

Tradisi sunat dalam Islam bermula dari Nabi Ibrahim AS, yang melaksanakan sunat pada usia 80 tahun atas perintah Allah . Kisah ini menunjukkan betapa pentingnya khitan sebagai tanda kepatuhan kepada Allah.

Rasulullah juga menekankan pentingnya sunat bagi umat Muslim. Dalam sebuah riwayat, ketika ada seseorang yang masuk Islam, beliau bersabda: “Buanglah darimu rambut kekufuran dan berkhitanlah.” (HR. Abu Dawud)

 

Sunat dalam Perspektif Islam

Sunat diwajibkan bagi laki-laki dan dianjurkan bagi perempuan. Khitan pada laki-laki menjadi syarat untuk menjaga kebersihan dan sahnya beberapa ibadah, seperti shalat. Hal ini juga menegaskan pentingnya sunat sebagai bagian dari kesucian seorang Muslim.

 

Kisah Inspiratif: Keikhlasan Nabi Ibrahim AS

Nabi Ibrahim AS melaksanakan perintah sunat di usia lanjut tanpa mempertanyakan hikmah di baliknya. Keikhlasannya dalam menjalankan perintah Allah menjadi teladan bagi umat Muslim hingga hari ini. Sikap ini mengajarkan bahwa perintah Allah harus dilaksanakan dengan sepenuh hati, karena setiap perintah-Nya pasti membawa hikmah dan keberkahan.

 

Pelaksanaan Sunat dalam Tradisi Islam

1- Waktu Pelaksanaan

Dalam Islam, sunat sebaiknya dilakukan sejak dini, yaitu ketika anak masih kecil. Namun, sunat juga dapat dilakukan pada usia remaja atau bahkan dewasa jika belum dilakukan sebelumnya.

 

2- Proses Sunat

Dalam pelaksanaannya, sunat harus dilakukan oleh tenaga medis atau ahli yang berpengalaman. Kebersihan dan keamanan prosedur sangat penting untuk menjaga kesehatan anak.

 

3- Tradisi Sunatan Massal

Di berbagai daerah, sunatan massal sering diadakan sebagai bentuk solidaritas sosial. Acara ini menjadi momentum bagi masyarakat untuk membantu keluarga yang kurang mampu melaksanakan kewajiban ini.

 

Dukungan untuk Sunatan Massal di Indonesia

Di Indonesia, sunatan massal sering diadakan untuk membantu masyarakat yang membutuhkan. Program ini bukan hanya tentang melaksanakan syariat, tetapi juga bentuk kepedulian sosial. Dengan adanya sunatan massal, anak-anak dapat melaksanakan kewajiban agamanya tanpa membebani keluarga.

 

Program Sunatan Massal 2024 yang diselenggarakan oleh Saya Peduli menargetkan 6.000 anak dari 7 kota di Indonesia yaitu: Medan, Aceh, Semarang, Jakarta, Bogor, Malang, Surabaya. Acara ini memberikan kesempatan kepada anak-anak dari keluarga kurang mampu untuk melaksanakan sunat secara gratis, dengan bantuan dokter-dokter berkompeten. Mari kita dukung program ini agar lebih banyak anak dapat merasakan manfaatnya.

 

 

 

a61d6c73-3971-4d0d-8d27-e7367817a5ea-15 november (11)-2560

PANDUAN SAH SHALAT DAN KHUSYUK

Tips Khusyuk & Hal yang Membatalkan Shalat

Shalat adalah tiang agama, ibadah paling utama yang menjadi tolak ukur amal-amal lainnya. Dalam Mazhab Imam Syafi’i, pelaksanaan shalat memiliki aturan yang detail, mulai dari syarat sah, rukun, hingga hal-hal yang dapat membatalkan atau menghalangi shalat. Menjaga shalat agar sah dan khusyuk adalah tanda ketaatan kepada Allah .

 

Allah berfirman:

حَافِظُوا عَلَى الصَّلَوَاتِ وَالصَّلَاةِ الْوُسْطَىٰ وَقُومُوا لِلَّهِ قَانِتِينَ

“Peliharalah semua shalat dan shalat wustha. Berdirilah untuk Allah dalam keadaan khusyuk.” (QS. Al-Baqarah: 238)

 

Hal-Hal yang Harus Diperhatikan dalam Shalat

Untuk menjaga shalat sesuai dengan tuntunan syariat, berikut adalah poin-poin penting yang perlu diperhatikan, khususnya menurut Mazhab Syafi’i:

 

  1. Niat yang Ikhlas

Niat adalah rukun shalat yang paling pertama. Dalam Mazhab Syafi’i, niat harus diucapkan dalam hati bersamaan dengan takbiratul ihram. Rasulullah bersabda:

إِنَّمَاالأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ“,“Sesungguhnya amal perbuatan tergantung pada niat.” (HR. Bukhari dan Muslim)

 

  1. Menutup Aurat dengan Sempurna

Menutup aurat adalah syarat sahnya shalat. Dalam Mazhab Syafi’i, aurat laki-laki adalah antara pusar dan lutut, sedangkan aurat perempuan adalah seluruh tubuh kecuali wajah dan telapak tangan. Pastikan pakaian tidak transparan atau membentuk tubuh.

 

  1. Menghadap Kiblat

Menghadap kiblat adalah kewajiban mutlak dalam shalat, kecuali dalam kondisi darurat seperti ketika sedang safar di atas kendaraan.

 

  1. Thaharah (Bersuci)

Shalat tidak sah tanpa wudhu atau mandi wajib jika dalam keadaan hadas besar. Rasulullah bersabda:

لا تُقْبَلُ صَلاةٌ بِغَيْرِ طُهُورٍ” ,“Shalat tidak diterima tanpa bersuci.” (HR. Muslim)

 

  1. Tuma’ninah dalam Gerakan

Tuma’ninah, yaitu tenang dan tidak tergesa-gesa dalam setiap gerakan shalat, merupakan rukun dalam Mazhab Syafi’i. Shalat yang dilakukan dengan tergesa-gesa akan kehilangan kekhusyukannya.

 

Apa Saja yang Membatalkan Shalat?

Ada beberapa hal yang dapat membatalkan shalat menurut Mazhab Syafi’i:

 

  1. Berbicara dengan Sengaja

Jika seseorang berbicara satu kata saja dengan sengaja, shalatnya batal. Rasulullah bersabda:

“Sesungguhnya shalat ini tidak pantas ada di dalamnya pembicaraan manusia.” (HR. Muslim)

 

  1. Gerakan yang Berlebihan

Gerakan yang tidak terkait dengan shalat, seperti bermain-main dengan pakaian atau badan, sebanyak tiga kali berturut-turut dapat membatalkan shalat.

 

  1. Tertawa

Tertawa hingga mengeluarkan suara membatalkan shalat. Jika hanya tersenyum tanpa suara, shalat tetap sah.

 

  1. Hadas Kecil atau Besar

Keluar sesuatu dari salah satu jalan (kentut, buang air kecil, atau buang air besar) langsung membatalkan shalat.

 

  1. Terbuka Aurat dengan Sengaja

Jika aurat terbuka tanpa segera ditutup, shalat dianggap batal.

 

  1. Mengubah Niat

Jika seseorang mengubah niat shalat di tengah-tengah pelaksanaan, seperti berniat untuk membatalkan shalat, maka shalatnya langsung batal.

 

Hal yang Menghalangi Shalat

Selain hal yang membatalkan shalat, ada beberapa hal yang dapat menghalangi seseorang dari melaksanakan shalat:

 

  1. Ketidaktahuan (Jahil)

Ketidaktahuan terhadap syarat, rukun, dan kewajiban shalat dapat menghalangi kesempurnaan ibadah. Oleh karena itu, penting bagi setiap Muslim untuk belajar tentang shalat.

 

  1. Lingkungan yang Tidak Mendukung

Suasana yang terlalu bising atau gangguan lainnya dapat menghalangi seseorang untuk khusyuk dalam shalat.

 

  1. Hati yang Tidak Tenang

Pikiran yang terlalu sibuk dengan urusan dunia dapat mengurangi kekhusyukan shalat. Allah berfirman:

قَدْ أَفْلَحَ الْمُؤْمِنُونَ * الَّذِينَ هُمْ فِي صَلَاتِهِمْ خَاشِعُونَ“,“Sungguh beruntung orang-orang yang beriman, yaitu mereka yang khusyuk dalam shalatnya.” (QS. Al-Mu’minun: 1-2)

 

  1. Lalai dalam Bersuci

Tidak menjaga kesucian, seperti berwudhu dengan tidak sempurna, dapat menghalangi diterimanya shalat.

 

Kisah Inspiratif: Keteladanan Umar bin Khattab dalam Shalat

Umar bin Khattab dikenal dengan kekhusyukannya dalam shalat. Suatu ketika, beliau sedang melaksanakan shalat di Masjid Nabawi. Ketika mendengar kabar bahwa pedang miliknya hilang, beliau tetap melanjutkan shalat tanpa terganggu sedikit pun. Setelah selesai, beliau hanya berkata, “Jika pedang itu memang rezekiku, ia akan kembali. Jika tidak, maka Allah sudah menentukannya untuk orang lain.” Kisah ini mengajarkan kita pentingnya khusyuk dan tawakal kepada Allah dalam melaksanakan shalat.

 

Tips Menjaga Shalat agar Sah dan Khusyuk

 

  1. Pelajari Ilmu tentang Shalat

Pengetahuan adalah kunci utama dalam menjalankan ibadah dengan benar.

 

  1. Berdoa Sebelum Shalat

Mohonlah kepada Allah agar diberikan kekhusyukan dan ketenangan hati.

 

  1. Hindari Gangguan

Matikan perangkat elektronik atau hal lain yang dapat mengalihkan perhatian selama shalat.

 

  1. Jaga Kebersihan dan Pakaian

Pakaian yang bersih dan rapi akan membantu menjaga kenyamanan dalam shalat.

 

Shalat sebagai Tiang Agama

Shalat adalah ibadah yang langsung menghubungkan seorang hamba dengan Tuhannya. Menjaga shalat agar sah, khusyuk, dan bebas dari hal-hal yang membatalkannya adalah bentuk ketaatan yang tinggi kepada Allah . Dengan memperhatikan syarat, rukun, dan tata cara shalat sesuai Mazhab Syafi’i, kita berharap shalat kita diterima dan membawa keberkahan dalam hidup.

 

Allah berfirman:

إِنَّ الصَّلَاةَ كَانَتْ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ كِتَابًا مَوْقُوتًا

 

”Sesungguhnya shalat itu adalah kewajiban yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman.” (QS. An-Nisa: 103)

 

Semoga Allah senantiasa membimbing kita untuk menjaga shalat dengan sempurna dan memberikan kekhusyukan dalam setiap rakaat yang kita laksanakan.

 

 

55e5a570-fc6b-4e40-903e-fac809652d4c-15 november (10)-2560

HARI GURU NASIONAL: PAHLAWAN TANPA TANDA JASA, PENJAGA CAHAYA ILMU

Guru: Cahaya Peradaban

Hari Guru Nasional adalah momen istimewa untuk menghormati para pendidik yang telah berkontribusi besar dalam membangun bangsa. Di Indonesia, peringatan ini dirayakan setiap tanggal 25 November, bertepatan dengan hari berdirinya Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI). Para guru bukan hanya penyampai ilmu, tetapi juga penjaga nilai-nilai luhur, penggerak perubahan, dan sumber inspirasi bagi generasi penerus.

 

Jejak Guru dalam Perjuangan Kemerdekaan: Membuka Jalan bagi Masa Depan Bangsa

Sejarah mencatat bahwa guru memainkan peran yang tak tergantikan dalam perjuangan bangsa Indonesia. Di masa penjajahan, ketika pendidikan hanya diperuntukkan bagi segelintir kalangan, guru-guru bangsa dengan gigih memperjuangkan pendidikan untuk semua. Mereka mendirikan sekolah-sekolah rakyat, mengajarkan nilai-nilai perjuangan, dan membangun kesadaran nasional. Tokoh seperti Ki Hajar Dewantara menjadi simbol perjuangan pendidikan, menunjukkan bahwa guru adalah pelita yang menerangi jalan menuju kemerdekaan dan kemajuan.

 

Guru Masa Kini: Di Balik Layar Kemajuan Generasi Digital

Di era teknologi dan digitalisasi, peran guru menjadi lebih kompleks dan menantang. Guru tak hanya menjadi penyampai ilmu, tetapi juga harus menjadi mentor, motivator, dan pembimbing moral di tengah derasnya arus informasi.

Bagaimana para guru di pelosok Indonesia berjuang? Mereka menembus medan sulit, melintasi sungai tanpa jembatan, dan bertahan dengan minimnya fasilitas. Namun, semangat mereka tidak pernah pudar. Dedikasi ini menunjukkan bahwa guru tetap menjadi tulang punggung pendidikan, bahkan di era modern yang serba digital.

 

Mengapa Guru Dimuliakan dalam Islam? Begini Kedudukannya di Mata Allah SWT

Dalam Islam, guru memiliki posisi yang sangat istimewa. Rasulullah SAW bersabda, “Sebaik-baik kalian adalah yang belajar Al-Qur’an dan mengajarkannya.” Guru tidak hanya menyampaikan ilmu dunia, tetapi juga membimbing manusia menuju akhirat yang lebih baik.

Sebagai pewaris para nabi (waratsatul anbiya), guru menjadi tonggak peradaban Islam. Murid yang menghormati gurunya akan diberkahi ilmunya, dan masyarakat yang menghormati pendidiknya akan tumbuh menjadi bangsa yang bermartabat. Nilai-nilai ini harus terus dihidupkan dalam setiap langkah pendidikan kita.

 

Apa yang Bisa Kita Lakukan untuk Guru? Ini Cara Menghargai Pengabdian Mereka

Penghargaan kepada guru tidak hanya berupa materi, tetapi juga dukungan moral, perhatian, dan penghormatan atas peran mereka. Banyak guru yang menghadapi tantangan berat, mulai dari beban administratif hingga fasilitas yang minim.

Sebagai masyarakat, tugas kita adalah mendukung mereka dengan menciptakan lingkungan yang kondusif bagi pendidikan. Dari kebijakan pemerintah hingga kesadaran kolektif masyarakat, semua harus berkontribusi dalam memastikan kesejahteraan guru.

 

Refleksi Hari Guru: Apakah Kita Sudah Berterima Kasih kepada Mereka?

Hari Guru Nasional adalah momen refleksi bagi kita semua. Apakah kita sudah cukup menghargai guru-guru kita? Apakah mereka sudah mendapatkan dukungan yang layak?

Di hari yang istimewa ini, mari jadikan penghormatan kepada guru sebagai bagian dari budaya kita. Para guru adalah pahlawan tanpa tanda jasa yang telah mendedikasikan hidupnya untuk mencerdaskan bangsa. Tanpa mereka, kita tidak akan berada di posisi kita sekarang.

 

Selamat Hari Guru Nasional!

Untuk para guru, terima kasih atas dedikasi dan perjuangan Anda. Anda adalah pelita yang menerangi gelapnya jalan, pilar kokoh yang menopang masa depan bangsa. Semoga pengabdian Anda selalu diberkahi dan dikenang sepanjang masa.

 

 

38656889-a2f4-4ceb-a94b-7c1fd7296afd-15 november (9)-2560

HIDUP LEBIH BERKAH DENGAN MEMILIH HALAL DAN MENJAUHI HARAM

Keutamaan Halal dan Menjauhi Haram

Dalam Islam, konsep halal dan haram menjadi pedoman penting dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Memilih makanan, minuman, dan segala sesuatu yang halal tidak hanya menunjukkan ketaatan kepada Allah , tetapi juga memengaruhi keberkahan, kesehatan, dan hubungan kita dengan-Nya. Sebaliknya, menjauhi yang haram adalah bentuk kehati-hatian seorang Muslim untuk menjaga kesucian jiwa dan harta.

 

Makna Halal dan Haram dalam Islam

Halal adalah segala sesuatu yang diizinkan oleh Allah , baik dalam bentuk makanan, minuman, maupun perbuatan. Sementara itu, haram adalah apa yang dilarang secara tegas oleh-Nya. Allah berfirman:

 

وَكُلُوا مِمَّا رَزَقَكُمُ اللَّهُ حَلَالًا طَيِّبًا وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي أَنْتُمْ بِهِ مُؤْمِنُونَ” “Dan makanlah dari rezeki yang telah diberikan Allah kepada kalian, yang halal dan baik, serta bertakwalah kepada Allah yang kalian beriman kepada-Nya.” (QS. Al-Maidah: 88)

 

Dampak Memilih yang Halal

Mengonsumsi yang halal membawa banyak manfaat, baik secara duniawi maupun ukhrawi:

  1. Keberkahan dalam Hidup: Harta dan makanan yang halal mendatangkan ketenangan hati dan keberkahan dalam keluarga.
  2. Kesucian Ibadah: Ibadah seseorang akan diterima jika makanan dan minumannya halal. Rasulullah bersabda: “Sesungguhnya Allah itu baik dan hanya menerima yang baik.” (HR. Muslim)
  3. Kesehatan Jasmani dan Rohani: Makanan halal tidak hanya bersih secara fisik, tetapi juga menyehatkan jasmani dan menjaga stabilitas rohani.

 

Dampak Makanan Haram

Sebaliknya, makanan haram memiliki dampak buruk, baik secara spiritual maupun fisik:

  1. Doa Tidak Dikabulkan: Rasulullah mengingatkan dalam haditsnya bahwa seseorang yang makan dari sumber haram akan sulit dikabulkan doanya.
  2. Penyakit Fisik dan Mental: Banyak makanan haram, seperti khamr atau daging yang tidak disembelih sesuai syariat, dapat membahayakan tubuh dan pikiran.
  3. Rusaknya Hubungan dengan Allah: Harta haram menghalangi keberkahan dan menutup pintu rahmat.

 

Kisah Inspiratif: Imam Abu Hanifah dan Kepedulian terhadap Halal

Imam Abu Hanifah dikenal sebagai ulama besar yang sangat berhati-hati dalam memastikan kehalalan harta dan makanan yang dimilikinya. Suatu hari, salah satu pegawainya menjual kain di pasar. Namun, pegawainya lupa memberi tahu bahwa ada cacat pada kain tersebut. Ketika Abu Hanifah mengetahuinya, ia segera pergi ke pasar, namun pembeli kain tersebut sudah pergi tanpa meninggalkan jejak. Karena tidak ingin memakan harta dari transaksi yang tidak sepenuhnya jujur, Abu Hanifah menyedekahkan seluruh uang hasil penjualan tersebut.

Kisah ini mengajarkan kita bahwa kehati-hatian terhadap halal dan haram bukan hanya tentang ketaatan, tetapi juga tentang integritas dan keikhlasan.

 

Hikmah Memilih yang Halal

  1. Hati yang Tenang: Memastikan setiap makanan dan harta yang kita miliki halal memberikan ketenangan hati dan menghindarkan kita dari rasa bersalah.
  2. Pahala yang Berlipat: Memilih halal adalah wujud ketaatan yang Allah janjikan pahala besar.
  3. Keberlanjutan Generasi: Makanan halal memastikan bahwa tubuh dan keturunan kita terjaga dari yang haram.

 

Panduan untuk Menghindari Haram

  1. Pelajari Ilmu Halal dan Haram: Seorang Muslim wajib memahami apa yang diperbolehkan dan dilarang dalam Islam.
  2. Perhatikan Sumber Pendapatan: Pastikan bahwa penghasilan berasal dari sumber yang halal dan sesuai syariat.
  3. Jauhi Syubhat (Keraguan): Jika ragu akan kehalalan sesuatu, sebaiknya ditinggalkan. Rasulullah bersabda: “Tinggalkanlah apa yang meragukanmu menuju yang tidak meragukanmu.” (HR. Tirmidzi)

 

Kisah Sayyidina Umar bin Khattab dan Segelas Susu

Suatu ketika, Umar berjalan di pasar dan menemukan seorang gembala yang sedang memerah susu. Umar bertanya apakah susu tersebut halal. Sang gembala menjawab, “Tentu saja halal, tetapi saya mencampurnya dengan sedikit air untuk menambah jumlahnya.” Umar pun langsung mengambil tindakan tegas terhadap pelaku tersebut dan menasehatinya agar tidak berbuat curang. Kisah ini mengajarkan bahwa meski sesuatu tampak kecil, pengaruhnya terhadap keberkahan sangat besar.

 

Menjauhi Haram, Mendekatkan Diri kepada Allah SAW

Memilih halal dan menjauhi haram adalah cerminan keimanan seorang Muslim. Ini adalah bentuk pengabdian kepada Allah yang membawa keberkahan, kesehatan, dan keselamatan di dunia serta akhirat. Mari kita senantiasa berhati-hati dalam memilih makanan, minuman, dan penghasilan agar kehidupan kita selalu dalam ridha Allah .

 

Allah berfirman:

 

وَمَن يَتَّقِ ٱللَّهَ يَجْعَل لَّهُۥ مَخْرَجًا” “Barang siapa bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan memberikan jalan keluar baginya.” (QS. At-Talaq: 2)

 

Semoga kita semua senantiasa berada di jalan yang diridhai Allah dan diberikan kekuatan untuk menjaga diri dari yang haram.

 

 السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

 

 

e1ed6ab5-3e3e-4cc7-af05-377e172da856-15 november (7)-2560

AMALAN SUNNAH DI HARI JUMAT

Berekat Sunnah untuk Mencapai Berkah

Amalan Sunnah di Hari Jumat: Meraih Keberkahan dan Pahala Berlimpah

 

Hari Jumat memiliki keistimewaan tersendiri dalam Islam, sering disebut sebagai “Sayyidul Ayyam” atau penghulu segala hari. Pada hari ini, terdapat berbagai amalan sunnah yang dianjurkan untuk dilaksanakan guna meraih keberkahan dan pahala yang berlimpah. Berikut adalah beberapa amalan sunnah yang dapat dilakukan pada hari Jumat:

 

  1. Mandi Sunnah Jumat (Ghusl)

Disunnahkan bagi setiap Muslim untuk mandi sebelum melaksanakan shalat Jumat. Rasulullah bersabda:

“Jika salah seorang di antara kalian hendak menghadiri shalat Jumat, hendaklah ia mandi.” (HR. Bukhari dan Muslim)

 

  1. Memotong Kuku dan Membersihkan Diri

Menjaga kebersihan diri, seperti memotong kuku, mencukur kumis, dan membersihkan badan, dianjurkan dilakukan pada hari Jumat. Hal ini sesuai dengan hadits Rasulullah :

“Barang siapa yang memotong kukunya pada hari Jumat, Allah akan menyembuhkannya dari segala penyakit dan memberinya keselamatan.” (HR. Thabrani)

 

  1. Memakai Pakaian Terbaik dan Wewangian

Disunnahkan untuk mengenakan pakaian yang bersih dan terbaik serta memakai wewangian sebelum berangkat ke masjid untuk shalat Jumat. Rasulullah bersabda:

“Barang siapa mandi pada hari Jumat, memakai pakaian terbaiknya, memakai wewangian, kemudian pergi ke masjid, lalu shalat sunnah semampunya, dan diam ketika imam berkhutbah, maka diampuni dosanya antara Jumat tersebut dengan Jumat berikutnya.” (HR. Bukhari)

 

  1. Membaca Surah Al-Kahfi

Dianjurkan membaca Surah Al-Kahfi pada hari Jumat. Rasulullah bersabda:

“Barang siapa membaca Surah Al-Kahfi pada hari Jumat, maka akan ada cahaya yang meneranginya di antara dua Jumat.” (HR. Hakim)

 

  1. Memperbanyak Shalawat kepada Nabi Muhammad

Memperbanyak shalawat pada hari Jumat memiliki keutamaan tersendiri. Rasulullah bersabda:

“Perbanyaklah shalawat kepadaku pada hari Jumat, karena shalawat umatku akan diperlihatkan kepadaku pada setiap Jumat.” (HR. Abu Dawud)

 

  1. Berdoa dan Memohon Ampunan

Hari Jumat memiliki waktu mustajab untuk berdoa. Rasulullah bersabda:

“Sesungguhnya pada hari Jumat terdapat satu waktu yang tidaklah seorang hamba Muslim berdiri melaksanakan shalat dan memohon sesuatu kepada Allah bertepatan dengan waktu itu, melainkan Allah akan memberinya.” (HR. Bukhari dan Muslim)

 

  1. Datang Lebih Awal ke Masjid

Disunnahkan untuk datang lebih awal ke masjid guna mendapatkan keutamaan yang lebih besar. Rasulullah bersabda:

“Barang siapa yang mandi pada hari Jumat seperti mandi janabah, kemudian berangkat pada waktu pertama, maka seakan-akan ia berkurban dengan unta.” (HR. Bukhari)

 

  1. Diam dan Mendengarkan Khutbah dengan Seksama

Ketika khatib menyampaikan khutbah, hendaknya jamaah diam dan mendengarkan dengan seksama. Rasulullah bersabda:

“Jika engkau berkata kepada temanmu ‘diam’ pada hari Jumat ketika imam sedang berkhutbah, maka engkau telah berbuat sia-sia.” (HR. Bukhari dan Muslim)

 

  1. Melaksanakan Shalat Sunnah Sebelum dan Sesudah Shalat Jumat

Disunnahkan untuk melaksanakan shalat sunnah sebelum dan sesudah shalat Jumat. Rasulullah bersabda:

“Barang siapa yang ingin shalat setelah Jumat, maka hendaklah ia shalat empat rakaat.” (HR. Muslim)

 

Dengan melaksanakan amalan-amalan sunnah di atas, kita berharap dapat meraih keberkahan dan pahala yang berlimpah pada hari Jumat. Semoga Allah senantiasa memberikan hidayah dan taufik-Nya kepada kita semua.

Selamat hari jum’at, selamat beribadah dan beraktivitas.

 

جمعة مباركة