Refleksi Maulid Nabi

Sab, 14 September 24 pukul 23.00

Saya Peduli

Seribu empat ratus tahun yang lalu, seorang anak manusia lahir ke dunia. Kelahirannya Istimewa. Suasana saat itu begitu tenang dan terasa berbeda. Alam menyambutnya dengan suka cita. Kelahirannya adalah lentera di tengah kegelapan, kemerosotan moral dan akhlak di kota Makkah kala itu. Dia adalah Muhammad bin Abdullah bin Abdul Muthalib, seorang utusan Allah yang membawa rahmat bagi seluruh alam.

Maulid Nabi di era digital ini menjadi momen bagi setiap kita untuk merefleksikan diri secara mendalam. Kita tentu tahu di era digital seperti sekarang ini banyak hal-hal yang bertentangan dengan norma sosial dan agama begitu mudahnya dilakukan dan dipertontonkan. Kita seolah kembali pada masa kegelapan itu, masa kemerosotan moral dan akhlak. Maka, di tengah gemerlapnya dunia maya dan kesibukan kehidupan modern, peringatan kelahiran Nabi tak sekadar momen seremonial tahunan belaka. Namun, lebih dari itu. Maulid Nabi menjadi ajang bagi kita untuk merenungkan kembali nilai-nilai agung yang telah Rasullullah ajarkan.

Allah SWT berfirman dalam Al-Quran surat Al-Ahzab ayat 21, “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu teladan yang baik bagimu, yaitu bagi orang yang mengharapkan (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari Kiamat dan banyak mengingat Allah.” Ayat ini menegaskan bahwa Rasulullah adalah uswah hasanah, teladan terbaik bagi seluruh umat manusia.

Tentu sangat banyak nilai kebaikan yang bisa kita teladani dari diri Rasulullah saw., salah satunya adalah akhlak mulia yang Beliau miliki. Seperti kejujuran, kasih sayang, kelembutan, amanah, dan toleransi yang berkaitan erat dengan kehidupan modern saat ini yang perlahan luntur dengan pasti. Dalam hadis riwayat Bukhari, Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia.” Hadis ini menjadi penegas bahwa Rasulullah adalah role model bagi umat sebagai pengingat dan untuk kita terus memperbaiki diri di tengah kehidupan yang penuh tantangan ini.  

Maulid Nabi merupakan sebuah perjalanan spiritual yang tak pernah berakhir, bukan sekadar peringatan tahunan belaka. Meneladani akhlak Rasulullah menjadi keharusan bagi setiap kita agar dapat menjadi manusia yang lebih baik dan bermanfaat untuk umat, terutama di kehidupan era digital yang semakin kompleks ini. Mari kita jadikan peringatan Maulid sebagai motivasi untuk selalu berbuat kebaikan dan menyebarkan nilai-nilai Islam yang rahmatan lil ‘alamin.

Fitri Nurul Aulia -15 September 2024