SILATURAHMI SAYA PEDULI DENGAN DITZAWA: PENGUATAN PERAN ZAKAT DI INDONESIA

Fri, December 13, 24 at 2:36 AM

Saya Peduli

Jakarta (Kemenag) – Dalam suasana penuh berkah di hari Jumat, 6 Desember 2024, Prof. Dr. Waryono Abdul Ghafur, selaku Direktur Pemberdayaan Zakat dan Wakaf (Ditzawa), menerima kunjungan silaturahmi dari Saya Peduli di kantornya. Pertemuan ini menjadi momen istimewa untuk berdiskusi dan memperkuat sinergi dalam pengelolaan zakat di Indonesia.


Acara dimulai dengan suasana santai “Ngopi Siang” yang penuh dengan keakraban. Dalam diskusi yang berlangsung, Prof. Dr. Waryono Abdul Ghafur menekankan pentingnya peran lembaga amil zakat dalam masyarakat. "Zakat bukan hanya kewajiban individu muslim, tetapi juga memiliki dimensi sosial yang sangat besar. Dalam pelaksanaannya, lembaga amil zakat seperti Saya Peduli memiliki tanggung jawab untuk memastikan zakat dapat dikelola secara optimal dan proposional," ujarnya.


Pemetaan Muzaki dan Mustahik sebagai Kunci Efektivitas

Dalam pengelolaan zakat, pemetaan yang baik terhadap muzaki (pemberi zakat) dan mustahik (penerima zakat) menjadi kunci utama. Prof. Waryono menambahkan bahwa data yang akurat dan terkini sangat diperlukan untuk memastikan penyaluran zakat mencapai mereka yang benar-benar membutuhkan. "Pemetaan ini penting agar tidak ada mustahik yang terlewatkan, dan para muzaki pun merasa amanah mereka tersampaikan dengan baik," tambahnya.


Sebagai lembaga yang berfokus pada pemberdayaan masyarakat melalui zakat dan wakaf, Saya Peduli menyambut baik arahan tersebut. Ketua Saya Peduli, Bapak Abdul Jalil, menyampaikan bahwa lembaganya telah berkomitmen untuk terus memperbaiki sistem pemetaan dan distribusi zakat. “Kami percaya bahwa pengelolaan zakat yang transparan dan berbasis data akan meningkatkan kepercayaan muzaki kepada lembaga kami,” ujarnya.


Optimalisasi Peran Zakat dalam Pemberdayaan Sosial

Dalam diskusi tersebut, juga dibahas bagaimana zakat dapat berperan sebagai instrumen pemberdayaan sosial. Zakat tidak hanya digunakan untuk kebutuhan konsumtif, tetapi juga untuk kegiatan produktif yang dapat meningkatkan taraf hidup mustahik. Salah satu program unggulan yang disampaikan oleh Saya Peduli adalah pelatihan keterampilan bagi mustahik agar mereka dapat mandiri secara ekonomi.

“Kami ingin zakat tidak hanya menjadi solusi jangka pendek, tetapi juga memberikan dampak jangka panjang. Oleh karena itu, program pemberdayaan ekonomi berbasis zakat akan terus kami kembangkan,” jelas pimpinan Abdul Jalil. Hal ini sejalan dengan visi Ditzawa yang ingin menjadikan zakat sebagai salah satu solusi dalam mengurangi kemiskinan di Indonesia.


Kolaborasi untuk Masa Depan yang Lebih Baik

Pertemuan ini juga menjadi ajang untuk membahas potensi kolaborasi antara Ditzawa dan Saya Peduli. Prof. Waryono menegaskan bahwa kerja sama antara pemerintah dan lembaga zakat sangat penting untuk menciptakan ekosistem zakat yang lebih baik. “Kami di Ditzawa sangat terbuka untuk bekerja sama dengan lembaga-lembaga seperti Saya Peduli. Dengan kolaborasi, kita bisa memperluas jangkauan dan dampak dari program zakat,” katanya.


Dalam kesempatan ini, Saya Peduli juga menyampaikan laporan capaian program selama tahun 2024. Salah satu pencapaian yang disoroti adalah peningkatan jumlah muzaki dan mustahik yang terlayani. “Ini adalah hasil kerja keras tim kami dan dukungan dari berbagai pihak, termasuk para donatur yang selalu setia mendukung misi kami,” ujar Bapak Abdul Jalil dengan penuh syukur.


Refleksi Spiritual dalam Pengelolaan Zakat

Selain membahas hal teknis, diskusi ini juga menyentuh aspek spiritual dari pengelolaan zakat. Prof. Waryono mengingatkan bahwa zakat adalah ibadah yang memiliki dimensi ruhani. “Setiap sen yang dikeluarkan oleh muzaki harus dikelola dengan amanah dan penuh tanggung jawab. Ini bukan hanya soal manajemen, tetapi juga soal mempertanggungjawabkan amanah kepada Allah SWT,” katanya dengan penuh penekanan.


Saya Peduli pun menyadari hal ini dan menjadikan nilai-nilai keislaman sebagai dasar dalam setiap aktivitasnya. “Kami selalu mengingatkan tim kami bahwa zakat adalah amanah dari Allah SWT yang harus disalurkan dengan sebaik-baiknya. Dalam setiap langkah, kami berusaha untuk selalu memprioritaskan keikhlasan dan transparansi,” ungkap Bapak Abdul Jalil.


Mewujudkan Indonesia yang Lebih Sejahtera

Silaturahmi antara Ditzawa dan Saya Peduli ini diharapkan menjadi awal dari kolaborasi yang lebih erat di masa depan. Dengan komitmen bersama untuk memajukan pengelolaan zakat di Indonesia, kedua pihak optimis bahwa zakat dapat menjadi solusi dalam mewujudkan Indonesia yang lebih sejahtera.

“Kami percaya bahwa dengan kerja sama yang baik, zakat tidak hanya menjadi kewajiban, tetapi juga menjadi jalan untuk menciptakan keberkahan dan kesejahteraan bagi seluruh masyarakat,” ujar Prof. Waryono Abdul Ghafur menutup diskusi dengan penuh harapan.


Dengan semangat ini, Saya Peduli akan terus berusaha memberikan yang terbaik dalam melayani umat. Melalui pengelolaan zakat yang profesional, amanah, dan penuh berkah, Saya Peduli berkomitmen untuk terus berkontribusi dalam menciptakan masyarakat yang lebih mandiri dan sejahtera.

Related News

SOSIALISASI PROGRAM RAMADHAN SAYA PEDULIBULAN SYA'BAN: BULAN PERSIAPAN YANG PENUH KEBERKAHANMEMBAWA CAHAYA DI TEMPAT KERJA